Sunday, May 22, 2011

Filled Under:

Wasiat di Gubuk Tua (#5)

Kemalangan sepertinya belum pernah berhenti menyapa mereka. Andee dan dua temannya sekarang dicekam kegalauan dengan wasiat buku tua dari Hutan tak Bertuan. Sekarang pun Alien ikut terlibat atas ajakan Andee pacarnya. Mereka risau, gelisah resah dan bimbang apa yang akan mereka lakukan lagi. Walaupun Andee bersikeras bahwa kematian Wepe bukan bunuh diri tetapi dia juga terjebak dengan kematian Armand di depannya beberapa hari yang lalu. Youly putus asa dan Hawa telah memutuskan keluar dari tim dan akan fokus untuk kuliah, dia tak ingin mati konyol, mati karena kutukan tak jelas. Sepertinya tak ada yang bisa menyatukan mereka lagi apalagi Andee tidak mempunyai tipe pemimpin dalam dirinya. Dia semakin ragu oleh permainan perasaanya sendiri. Pertemuan siang itu tak memberikan jalan keluar dan solusi untuk beraksi.
“Aku yang akan menyelidikinya” tiba - tiba seorang cewek telah berdiri di pintu. Gayanya amburadul tak seperti cewek lainnya.
“Eh, Bell, kapan datang? Sorry, kami turut berduka Bell” kata Andee menyambut cewek yang dipanggilnya Bell. Bell adalah adik sepupunya Wepe yang tinggal diluar kota. Begitu mendengar kematian Wepe dia langsung menyusul ke kota dan mendapatkan informasi tentang keberadaan Tim pecinta alam. Bell sudah beberapa kali dikenalkan Wepe pada teman - temannya.
“Sudah, lupakan tentang duka, kita tidak boleh berduka. aku siap korbankan nyawa untuk menyelidiki ini tapi kalian harus serahkan buku tua yang ada pada kalian!” pinta Bell
“Darimana kamu tahu Bell” tanya Youly
“Alien yang kasih tahu padaku tadi malam” jawab Bell singkat sambil meletakkan pantatnya yang montok diatas kursi bambu di samping Andee. Mata Andee menerawang tapi dia sadar ini bukan saat yang tepat apalagi Alien ada disana juga.
“Ohya Ndee, boleh kulihat bukunya!” pinta Bell pada Andee
“Bukan aku nggak mau kasih Bell, tapi aku tak ingin kehilangan teman lagi”
“Tenang Ndee dan teman yang lain. Kalian boleh takut tapi tidak bagiku. Wepe adalah abangku dan aku harus tahu apa yang menyebabkan Wepe tiada. aku harus tahu apa yang tertulis dalam buku itu”
“Tapi, aku mendapatkan amanah dari Armand agar buku ini dikembalikan, dibuang atau dibakar. Tak boleh ada yang membacanya” jelas Andee dengan tegang sambil mengenang kisah terakhir dengan Armand.
“Kalian mau serahkan atau tidak?” Bell kelihatan marah dan semua tahu kalaupun Bell keras kepala da keinginannya tak bisa ditahan.
Akhirnya setelah bermusyawarah Andee menyerahkan buku tua pada si Bell dengan syarat si Bell tidak membacanya. tetapi si Bell memang keras kepala setelah mengambil buku tua dia langsung bersimpuh disudut ruangan. membuka lembar perlembar, membaca kalimat perkalimat. Tak tergurat rasa takut di wajahnya. Dia kelihatan asyik membaca buku tersebut sedangkan yang lain terpaku di kursi masing - masing tanpa ada yang berani melirik isi buku. Hanya si Bell sendiri yang membaca. dia terus membaca lebih dari satu jam. Lembaran demi lembaran dilahapnya tanpa ada yang aneh padanya. Akhirnya dia menutup buku ketika tepat dihalaman tengah. melipat halaman untuk tanda telah dibaca. Mendekapnya di dada dan berkata,
“Andee, Hawa, Youly dan lu Alien. Kalian tenang saja. Buku ini hanya berdampak pada lelaki saja.” Kata si Bell sambil tersenyum tetapi sepintas kemudian senyumnya langsung hilang berganti dengan muka marah, sedih dan geram sambil mengepalkan tangannya.
“Apa maksudmu Bell?” tanya Andee hampir bersamaan dengan Youly.
“Maksudku wasiat dalam buku ini hanya akan berdampak pada lelaki saja, tidak pada perempuan. Makanya aku tadi membacanya dengan tenang dan menyelesaikan Bab I dna buku ini terdiri dari II Bab.” Si Bell menjelaskan sambil melempar buku ke Hawa. Hawa menangkapnya dengan gugup dan sepertinya tak ingin membuka atau membacanya. Dia tak meliirik ke buku di tangannya tetapi matanya masih menatap Bell.
“Harus kita apakan buku ini Bell? Tapi lebih baik kamu jelaskan apa yang telah kamu baca Bell”
“Bukan aku tak mau menjelaskan, tetapi wasiat buku ini tak boleh diketahui pria dan disini ada Andee” jelas Bell
“Ok ok aku akan menghindar biar kalian bisa baca dan kita bisa selesaikan permainan ini” kata Andee dan ketika dia akan pergi dia dicegat Bell.
“Tak usah Ndee, biar Hawa membacanya saja dan kita bisa diskusikan yang lain, Hawa baca ja kelanjutan dari lipatanku tadi” suruh Bell
“Oke Bell”
Lalu hawa membuka buku tersebut dan melanjutkan dari lipatan Bell tadi. dia terus membacanya dan terasa nyaman sampai tiba - tiba tubuhnya lunglai terjungkal lantai dengan darah keluar dari hidung dan mulutnya. Hawa ambruk didepan teman - temanya sambil mendekap buku tua.
“Hawaaaaaaaaaaaaaa! ” Teriak Bell merangkul tubuh Hawa. Andeee bergegas menyambar buku yang tergelatk di lantai dan dia dengan nekatnya langsung membaca apa yang dibaca Hawa. Andee terus membaca dan dia asyik membaca tanpa ada ayang terjadi padanya. Youly menangisi kepergian hawa yang misterius. Bell semakin bingun karena sampai sekarang tak ada yang terjadi padanya atau sesuatu yang aneh.
Alien menarik tangan si Bell, dia mengajaknya keluar ruangan.
“Bell, ceritakan apa yang kamu lihat dan baca di buku itu! Kenapa bisa terjadi ini pada Hawa?” Alien mendesak Bell
“Al, yang aku baca tadi … ” Bell tak sanggup bercerita.
“Ceritakan Bell..”
“Iya ya aku ceritakan, di buku itu tertulis bahwa seorang cowok yang penanh menyakitin cewek akan terkena kutukan mati secara mendadak bila membaca buku tua tersebut kecuali dia membacanya di Gubuk Tua dan tidak memberitahukan pada yang lain, itu inti wasiatnya.” jelas Bell
“Tapi kenapa dengan Hawa?” tanya Alien
“Aku tak tahu Al”
Di ruangan Andee masih sibuk melahap isi buku Bab II dengan tenag, kadang dia tersenyum tapi kadang matanya galau.
“Ah, rupanya buku ini tak bisa dibaca oleh cewek yang pernah menyakiti cowok” bisik Andee dalam hati.
“Jangan - jangan, ah aku tak boleh kasih tahu Youly, Bell dan Alien, aku takut, mending aku simpan saja dalam hati rahasia ini” Andee masih berbisik dalam hatinya.
Tiba - tiba Alien dan Bell masuk menghampiri Andee
“Andee, ah jangan Andee, ku yakin kamu sudah baca Bab II, lebih baik … ” kata Si Bell
“Ya lebih baik hanya kita yang tahu dan tidak saling menceritakan lagi” lanjut Andee
“Andee, kita bakar saja buku tersebut ya” sambung Alien
“Ya Al, kita bakar saja”
Lalu mereka keluar dan membakar buku tua tersebut. Setelah itu mereka menghubungi yang berwajib untuk mengambil jasadnya Hawa.
+++++++++
TAMAT
Salama Mas Mus

0 comments:

Post a Comment