Sunday, May 22, 2011

Filled Under:

Mengapa Sulitnya Bekerjasama?


1306046713492586919
kerjasama

Kerja sama merupakan sebuah hal yang mutlak dalam sebuah tim, golongan, organisasi, perkumpulan antar sesama anggota. Karena dengan adanya kerjasama maka akan mudah dalam melakukan sesuatu dan menyukseskan visi dan misi sekelompok. Tapi permasalahan sekarang adalah sulitnya bekerjasama dalam sebuah tim. Mengapa?
Dalam sebuah tim seharusnya ada seorang leader yang mampu mengontrol teman - teman dalam bekerja sama dan sama - sama bekerja. Jadi sosok leader sangatlah mempengaruhi kerjasama dalam sebuah tim tersebut. Biasanya leader akan terlahir dengan sendirinya dan akan menjadi panutan bagi yang lain karena tidak selamanya seorang pemimpin itu harus diakui melalui pemilihan. Namun, meskipun terdapat leader yang disegani oleh setiap anggota, keretakan kerja sama juga sering terjadi antar anggota dan antar leader dengan anggota. Mengapa?
Dalam tulisan ini saya akan mengambil contoh organisasi yang selama ini saya geluti yakni sebuah organisasi non pemerintah yang dibangun dengan visi dan misi yang diciptakan bersama - sama. Tapi bukan berarti keretakan antar anggota tim terminimalisasikan. Di organisasi ini saya bisa mempelajari mengapa terjadi keretakan bekerjasama dan mengapa sulitnya bekerja sama.
Pertama, sebuah tim akan sangat solid ketika tim tersebut masih merangkak dalam menggapai cita - cita, ketika tim belum berbicara uang dan belum melihat hasilnya. Ini adalah pengalamanku setelah bergabung dna membangun beberapa organisasi. Para pekerja yang mengklaim dirinya pekerja sosial ini akan saling bahu membahu ketika melewati masa - masa suram. Sebenarnya inilah prinsip kerjasama, kerja menurut porsinya dan bekerja untuk Tim. Tetapi kapan hancurnya kerjasama seperti ini? Ya ketika usaha - usaha yang dilakukan telah membuahkan hasil. Ketika bayangan uang telah mulai kelihatan dan bau emas sudah tercium. Para anggota Tim akan saling klaim jasa yang pernah dilakukannya, saling menelikung dari belakang dan saling mmeprovokasi antar anggota untuk menguasai Tim. dalam kondisi seperti ini hanya kesepkatan bersama baik lisan atau tulisan yang bisa meredakan suasana dan umumnya lebih kepada pembagian harta berdasarkan jasa yang awalmya dikatakan ikhlas. Satu hal lagi mengapa keretakan ini tidak akan menghancurkan Tim adalah karena sama - sama membutuhkan nominal uang meski harus menggadaikan kepribadian dan idealisme. Tim yang seperti ini hanya bertahan sebentar karena sepanjang bekerja mereka akan terus saling menngungguli. Dan anehnya ketika kembali kepada masa paceklik, mereka akan menyatu lagi. (Pengalaman ini sudah sering aku dapatkan dan membuatku bosan)
Kedua, tim tidak pernah bekerjasama membangun sebuah visi, hanya ada satu dua yang berupaya mati - matian menghidupkan apa yang telah dicita citakan. Karena bagi mereka bekerja tanpa uang adalah sesuatu yang bodoh. Mereka hanya numpang nama dan muka tanpa menyumbangkan sekalimat saran. Tetapi ketika buah hasil usaha teman sudah mulai nampak maka bak lalat yang mendatangi bangkai mereka berlomba membantu. Segala kebutuhan mereka siapkan dan siap juga untuk berkorban tetapi ketika bunga sudah layu maka mereka tetap akan pergi lagi. (Ini pengalaman sekarang yang masih kuhadapi)
Sebenarnya sulitnya bekerjasama adalah karena kurangnya menghargai teman dan terlalu menganggap dirinya paling berjasa. Ini adalah penyakit yang membunuh sifat kerjasama.

0 comments:

Post a Comment