Thursday, February 28, 2013

Filled Under:

Petani Kaltim Dukung Pertanian Agroekologi Untuk Kedaulatan Pangan

kaltim
KUTAI KERTANEGARA. Selama ini kebutuhan pangan di Kalimantan Timur masih sangat tergantung dari pulau Jawa dan Sulawesi. Salah satu faktor penyebabnya adalah kebijakan yang dibuat pemerintah kurang sepenuhnya mendukung sektor pertanian. Justru yang sedang terjadi adalah pembukaan lahan dengan skala besar untuk kepentingan pertambangan dan perkebunan sawit.
Menurut Sugeng Wahyu, petani Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Timur (Kaltim), sebenarnya Kalimantan Timur bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri, dari segi luasan daratan sangat cukup untuk bisa dijadikan lahan pertanian baik untuk sawah, ladang dan kebun.
“Untuk terwujudnya kedaulatan pangan, sistem pertanian yang diterapkan haruslah yang dijalankan oleh keluarga-keluarga petani yang mengadopsi pertanian organik, bukan pertanian skala besar yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar,” ungkap Sugeng di Kutai Kertanegara (25/02).
Sugeng menjelaskan petani-petani SPI di Kaltim sudah menjalankan praktek-praktek pertanian agroekologi ini. Salah satunya adalah lahan seluas 20 Ha yang berada di Desa Beringin Agung, Kecamatan Semboja, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
kebun organik Kaltim
“Lahan tersebut kami tanami tanaman pangan dan holtikultura dan alhamdulillah mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat disini,” tutur Sunggeng.
Sugeng menambahkan, petani SPI di Kaltim berharap kepada pemerintah agar memperhatikan secara serius terhadap sektor pertanian di Kaltim, tidak hanya soal pertambangan saja.
“Saya berharap pemerintah harus hati-hati untuk keluarkan izin pertambangan, karena ke depannya bekas-bekas galian pertambangan itu tidak lagi bisa dimanfaatkan pertanian,” tambahnya.
Sementara itu menurut Ketua Departemen Penguatan Organisasi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia (SPI) Ali Fahmi, SPI sebagai organisasi massa berbasiskan petani kecil dan buruh tani akan berusaha mewujudkan kedaulatan pangan melalui sistem pertanian agroekologi yang ramah lingkungan.
“Pertanian agroekologi yang dijalankan oleh keluarga tani adalah penyangga kedaulatan pangan. Semoga ke depannya pemerintah Kaltim lebih mendukung praktek-praktek pertanian agroekologi ini,” ungkapnya.
Sumber: www.spi.or.id

0 comments:

Post a Comment