Monday, June 6, 2011

Filled Under:

Kisah Nyata: Pengakuan dari Perokok

Inilah biaya yang ku keluarkan untuk merokok
Salah akan tetap salah, benar akan selalu menjadi benar.
Baik akan tetap baik, buruk akan selalu menjadi buruk
Meskipun kesalahan dan keburukan itu menjadi lazim dan dilakukan oleh banyak orang namun dia tidak akan berubah menjadi kebaikan atapun kebenaran.
Dalam hal ini aku ingin mengaitkan kalimat – kalimat di atas dengan persoalan rokok dan merokok. Meskipun banyak orang yang merokok, banyak tenaga kerja yang terserap dalam produksi rokok, banyak devisa yang masuk dari perusahaan rokok namun dia (rokok) tetaplah buruk bagi kesehatan, tetaplah menghabiskan uang bagi penikmat rokok.
Menjadikan pengalaman pribadi sebagai renungan dalam hal ini mungkin akan sangat menarik. Aku yang mulai merokok sekitar 10 tahun yang lalu telah merasakan beberapa keburukan, beberapa kesalahan karena dengan sengaja dan tanpa paksaan telah merokok. Meskipun bapak ku yang perokok selalu menasehatiku untuk berhenti merokok. Tapi sayangnya sampai tulisan ini aku publish aku masih menikmati hidup bersama rokok.
Berikut hal – hal yang aku rasakan sangat merugikan dari merokok
1. Mengganggu Kesehatan Kantong
Mengapa aku memilih ini yang pertama? Karena selama aku merokok hal inilah yang paling merugikan bagiku. Kesehatan kantong yang kumaksudkan adalah dengan merokok maka akan menambah beban belanja pribadi aku. Meskipun tidak semua penghasilanku habis untuk biaya ini tetapi seharusnya aku bisa lebih menghemat lagi. Singkat saja untuk membuktikan ini maka aku akan membuat estimasi biaya merokok bagi diriku:
Dalam sehari aku menghisap 1 bungkus rokok dengan harga rata – rata Rp 10.000,-
Maka dalam satu bulan (30 hari) adalah Rp 10.000 x 30 = Rp 300.000,-
Dalam masa satu tahun adalah 12 x Rp 300.000,- = Rp 3.600.000,-
Karena aku telah merokok selama 10 tahun maka biaya yang telah aku keluarkan untuk merokok adalah Rp 3.600.000 x 10 = Rp 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah).
Sebagai biaya tambahan dan tak terduga maka aku tambahkan lagi 10% dari Rp 36.000.000. Sehingga total estimasi pengeluaranku terhadap rokok adalah Rp 39.600.000 atau tiga puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah. Dan ku yakin bisa lebih dari itu. Masih mau coba atau masih akan meneruskan?
2. Mengganggu Kesehatan Badan
Yang ini mungkin belum aku rasakan parah, karena jika dikataka merokok dapat menyebabkan kanker maka aku belum ada gejala kanker, batuk atau lainnya. Tetapi sepertinya perasaanku mengatakan tak akan lama lagi penyakit – penyakit itu akan datang karena sekarang sudah semakin cepat terasa lelah dalam bekerja, badan sudah mulai kurang fit. Jadi merokok benar – benar mampu menurunkan kesehatan jika tidak kita katakan merusak kesehatan. Masih mau coba atau masih akan meneruskan?
3. Mengganggu hubungan Dengan Orang Dekat
Mungkin tidak semua perokok akan mengalami hal ini tetapi disini aku hanya akan menceritakan pengalaman diriku. Meskipun dengan merokok “katanya” dapat membina pertemanan secara instant tetapi ada juga yang bisa menghancurkan pertemanan. Rumusnya adalah para perokok tidak akan menjauhi orang yang tidak merokok tetapi sebaliknya orang tidak merokok akan menjauhi perokok. Pernah aku ditinggalkan oleh dua orang gadis yang aku cintai hanya karena aku merokok. Begitu juga di keluarga ku, aku harus terisolir ketika menghisap rokok. Dan ketika ada pertemuan – pertemuan kerja maka akan terlihat menjauh hanya untuk merokok. Masih mau coba atau masih akan meneruskan?
4. Mengajarkan dan melestarikan sesuatu yang tidak baik
Inilah amal yang akan kita tinggalkan ketika perokok sudah mati. Sesuatu kebiasaan yang akan mengakar karena kita sudah melestarikannya padahal kita tahu begitu banyak kerugian disana. Lalu haruskah aku menanggung dosa hanya karena aku telah menjadikan rokok sebagai budaya? Masih mau coba atau masih akan meneruskan?
5. Merusak Lingkungan
Ya merokok bisa merusak lingkungan karena dengan merokok maka akan mengeluarkan dua macam limbah. Yang pertama limbah asap yang mengotori udara dan yang kedua limbah puntung dan bungkus rokok. Untuk limbah asap aku tidak bisa menghitungnya tetapi jika 10 rang merokok secara bersamaan dalam ruangan ukuran  5 x 5 maka cukuplah membuat mata pedih dan perih. Masih mau coba atau masih akan meneruskan?
Sedangkan untuk puntung rokok bisa kita hitung begini, seperti asumsi poin pertama tadi yaitu aku satu bungkus perhari selama sepuluh tahun.
Satu bungkus berisi 16 batang rokok dan setiap batang menghasilkan 3 cm sebagaii puntung rokok yang akan terbuang. 3 x 16 = 48 cm perhari. Jadi dalam satu bulan akan menjadi sepanjang 1440 cm, dan dalam satu tahun menjadi 17.280 cm. Karena 10 tahun + 10% maka panjang puntung yang telah aku buang sebagai limbah adalah 174.240 cm atau 1.742,2 meter atau 1,7424 km. Masih mau coba atau masih akan meneruskan?
Rupanya sudah terlalu panjang aku menuliskan ini, dan benar ini adalah pengalamanku sendiri. Aku tidak akan menyuruh anda berhenti merokok atau menyuruh anda mencoba menjadi perokok. Tetapi semoga pengalaman yang kutuliskan ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita terutama aku yang masih merokok. Bagi yang belum merokok maka jangan pernah mencoba dan bagi yang sudah merokok maka harus mencoba berhenti.
Jadi ambillah pengalaman ku ini dan maaf karena aku masih merokok. Semoga suatu saat aku bisa berhenti total dari ini.
Masih mau coba atau masih akan meneruskan?
Pesanku: Jangan pernah jadi perokok baik aktif atau pasif

3 comments:

  1. Nach, itulah susahny jd perokok. Hrz kluar banyak uang untuk membeli rokok. ^_^

    ReplyDelete
  2. Mending uangnya untuk shopping kali ya.... :D

    ReplyDelete