Thursday, February 28, 2013

Filled Under:

Cinta Tanpa Kata

Illustrasi : Blogspot.com
Prolog
Percakapan dua orang laki-laki di telpon :
Laki-laki 1 : “Kutitipkan dia padamu, sobat. Jagalah dia untukku! Andai setelah malam ini aku tidak kembali, berarti telah terjadi sesuatu denganku. Selama masih bisa, aku akan berusaha menghubungimu. Pergunakan sesuatu yang kusimpan untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu pada dirinya. Kau masih ingat tempatnya, kan?”
Laki-laki 2: “Aku ingat dan sudah kucatat kodenya. Kau harus berjanji, ini untuk yang terakhir kali kau melakukannya. Aku tak akan mau mengenalmu lagi jika kau langgar janjimu. Sobat, aku inginkan yang terbaik untuk kamu dan dia. Berhentilah sebelum segala sesuatunya terlambat. Kasihanilah dia yang nanti harus memikul resiko atas tingkah lakumu”

Laki-laki 1 : “Aku berjanji, ini terakhir kalinya operasiku, jaga dia untukku!”
Laki-laki 2 : “ Baik, akan kulakukan untukmu!”
“Klekkkkk” bunyi telpon ditutup.
*****
Suatu sore di rumah Bayu :
“Bay, kamu tahu nggak ke mana Irsan pergi? Sudah seminggu dia tidak datang ke rumah. Kutelpon tidak aktif dan kucari di tempat kosnya tidak ada. Ibu kos dan teman-temannya bilang sudah seminggu Irsan tidak pulang . Apa dia pulang kampung ya….? Tapi biasanya jika pulang kampung-pun, ia akan memberitahukan aku”
“ Entahlah, Mir. Terakhir bertemu dengannya Sabtu Kemarin. Irsan sama sekali tidak menceritakan rencananya pulang kampung” jawab Bayu dengan berusaha menutupi gelisahnya.
“Ada sesuatu yang penting rupanya yang hendak kau sampaikan padanya? Kalau tak keberatan, bolehkah kutahu,?Aku siap membantu semampuku jika kamu percaya” lanjutnya lagi.
“ Ah.. nggak Bay, terima kasih atas perhatianmu padaku. Maafkan aku,……. Aku….”
“Aku mengerti Mir, aku bahagia dengan keadaan seperti ini” sela Bayu sebelum Mirna menyelesaikan kalimatnya. Sebagai kakak, aku bertanya, apa yang dapat kubantu. Jangan segan mengatakannya padaku” ujar Bayu .
Teringat olehnya suatu amanat yang sudah disanggupinya malam itu. Irsan memberinya tanggung jawab untuk menjaga Mirna, kekasihnya. Saat ini sepertinya Mirna sangat kebingungan mencari Irsan. Rahasia Irsan, hanya ia yang mengetahui. Sobatnya satu ini memang terlalu berani bertindak. Biarlah dia menjaga rahasia sahabatnya itu, hanya untuk dirinya sendiri. Walaupun Irsan tak memintanya menjaga Mirna, dengan senang hati dia akan melakukannya.
*******
Lima Tahun Kemudian di sebuah taman:
Sorang anak perempuan lucu, berumur lebih kurang 4 tahun berlari-lari lincah mengejar kupu-kupu. Mulut mungilnya tiada henti tertawa dan berteriak “ mama, papa… bantuin Wulan menangkap kupu-kupu cantik itu. Buruan pa, nanti kupu-kupunya terbang” celoteh anak mungil itu.
Sedang wanita dan laki-laki yang dipanggil mama dan papa oleh si kecil hanya tersenyum bahagia melihat ulah anak mereka. Rona kebahagiaan jelas terpancar dari sepasang anak manusia itu. Bergegas mereka menghampiri si mungil seolah-olah ikut membantunya. Sungguh terlihat seperti keluarga yang harmonis
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata tajam memperhatikan mereka sejak 30 menit yang lalu dari balik rimbunnya pohon penghias taman. Nampak seperti dia sedang berusaha menahan gejolak hatinya. Daun yang berada disampingnya diremas sampai hancur. Mukanya nampak beringas, dengan mata yang hampir tak berkedip seolah dia hendak merekam semua yang disaksikannya dalam taman itu.
Sebelum meninggalkan taman, sang laki-laki misterius mengeluarkan telpon genggam dari balik saku celana usangnya. Menekannya beberapa kali, dan kembali memasukkan kembali ke dalam kantong celananya. Ia pergi dengan wajah menunduk, menendang segala sesuatu yang mengahalangi jalannya. Pletakkk….. rupanya batu yang ditendang oleh sepatu lusuh itu mengenai tong sampah yang ada di sudut taman.
***********
Lampu Handphone Blackberry Bayu berkedip-kedip. Rupanya sebuah pesan masuk untuknya. Bayu membukanya , dan dari raut wajahnya nampak tegang dan matanya seolah-olah mencari sesuatu. Tertera di layar handphonenya susunan kalimat pendek namun cukup membuatnya kaget ” Temui aku malam ini jam 8, di ujung jalan Kemuning. Irsan..
Ahhhh…. Dia telah kembali, ke manakah dia selama lima tahun ini tanpa kabar? Mengapa tadi tidak langsung menemuinya, malah mengirimkan pesan pendek ? Berbagai macam pertanyaan memenuhi benaknya. Senangkah ia sahabatnya kembali, atau malah sebaliknya?
Selama ini ia merasa telah memiliki sebuah keluarga yang penuh dengan kehangatan, walaupun rumah tangganya tidak normal seperti rumah tangga pada umumnya. Bayu merasa telah mendapat kebahagiaan dengan kehadiran Mirna dan Wulan bersamanya. Akankah semua kebahagiaannya berakhir dalam waktu secepat ini. Rasanya ia tak rela melepaskan semuanya.
**********
Jam delapan di ujung jalan Kemuning,
Seorang laki-laki bermata tajam telah tiga puluh menit diam di situ. Dia duduk di sebuah bangku yang agak tertutup oleh pohon angsana. Asap rokok menggumpal keluar dari mulutnya, sementara hujan masih menyisakan sisa-sisa air yang menetes dari rimbunnya pohon peneduh itu. Tempat itu cukup gelap dan sepi .Lima Tahun lebih ia harus menjalani hukuman karena aksinya menggasak rumah pejabat yang terkenal korupsi tak berhasil dan tertangkap.
Sementara dari arah sebelah Timur, seorang laki-laki dengan memakai jaket hitam berjalan mendekati tempat di mana si laki-laki pertama duduk. Walau sedang menunduk, rupanya kehadiran laki-laki kedua diketahui oleh laki-laki pertama.
“Apakah dia baik-baik saja sepeninggalanku” kata pertama terucap dari mulut laki-laki pertama.
“Aku menjaganya seperti yang kau amanatkan padaku” jawab laki-laki kedua.
“Kau bilang menjaganya untukku? Tapi apa yang kau lakukan terhadap sahabatmu yang telah menganggapmu sebagai saudara?. Kau menghianatinya dengan mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi hak saudaramu!!!” bentak laki-laki pertama seraya mengayunkan kepalan tangannya bertubi-tubi di wajah laki-laki kedua.
Sama sekali tiada perlawanan yang dilakukan oleh laki-laki kedua. Mungkin juga tak sempat membalas. Tak perlu waktu yang lama, laki-laki kedua langsung jatuh terkapar. Sebelum ingatannya hilang, sempat ia keluarkan sebuah amplop dari saku jaketnya dan berusaha memberikannya kepada laki-laki pertama.
*******
Di sebuah rumah sakit ,
Perawat yag biasanya bertugas di kamar 307 nampak panik ketika tidak menemukan pasiennya yang tercatat bernama Bayu Lesmana. Pasien yang dua hari lalu masuk karena korban perkelahian. Dua hari ini biasanya dia ditunggui oleh saudara laki-lakinya berserta istri dan anaknya. Entah ke mana perginya si pasien taka da yang tahu. Terakhir kondisi Bayu masih belum sadarkan diri.
Irsan dan Mirna menerima telpon dari rumah sakit yang mengabari mereka tentang hilangnya Bayu nampak panik. Terutama Irsan, karena dialah penyebab semua tragedi ini. Masih ingat dalam benak Irsan isi surat Bayu padanya sebelum pingsan. Terlalu berburuk sangka ia terhadap sahabatnya sendiri. Entah dengan cara apa dia dapat menebus dosa yang dilakukannya terhadap Bayu.
Irsan, sahabatku. Aku telah menjalan amanat yang kau berikan padaku sesuai janjiku. Sekarang tibalah saatnya aku mengembalikan semua yang menjadi hakmu. Anak yang lucu itu’Wulan’ adalah anak kalian. Waktu kau menghilang, Mirna ternyata sedang mengandung anakmu. Demi menjaga nama baik Mirna dan keluarga, aku mengambil alih tanggung jawabmu untuk menikahinya. Sekarang kukembalikan Mirna dan Wulan padamu, semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia. Tak sedikitpun aku mengambil hakmu dari Mirna, dia utuh seperti pada saat engkau tinggalkan. Aku akan turut bahagia menyaksikan kalian telah berkumpul kembali, dan tiba saatnya aku mencari jalan hidupku sendiri. Selamat tinggal sahabatku, kali ini aku yang memberikan amanat padamu, jaga Mirna dan Wulan untukku!
Salam terkasih
Bayu Lesmana
********
Manusia seperti Bayu, dengan tulus hati menjaga amanat sahabatnya. Berusaha tidak mengambil hak orang lain walaupun ia mempunyai kesempatan. Berapa jumlahnya sosok seperti Bayu di bumi ini? Menjunjung tinggi sebuah kepercayaan yang diberikan oleh orang tua kita saja terkadang kita tak mampu, apalagi hanya seorang ‘sahabat’. Bayu pergi untuk memberikan kebahagiaan bagi sahabat dan wanita yang dicintainnya. Sementara di sisi lain, hatinya berperang mempertahankan cinta yang terpendam dalam hatinya, “sebuah Cinta Tanpa Kata”
********
Tangerang, 26 Pebruari 2013
===
Sumber:  http://www.kompasiana.com/Kim_Foeng

0 comments:

Post a Comment