KUTAI KERTANEGARA. Selama ini kebutuhan pangan di Kalimantan Timur
masih sangat tergantung dari pulau Jawa dan Sulawesi. Salah satu faktor
penyebabnya adalah kebijakan yang dibuat pemerintah kurang sepenuhnya
mendukung sektor pertanian. Justru yang sedang terjadi adalah pembukaan
lahan dengan skala besar untuk kepentingan pertambangan dan perkebunan
sawit.
Menurut Sugeng Wahyu, petani Serikat Petani Indonesia (SPI)
Kalimantan Timur (Kaltim), sebenarnya Kalimantan Timur bisa memenuhi
kebutuhan pangan sendiri, dari segi luasan daratan sangat cukup untuk
bisa dijadikan lahan pertanian baik untuk sawah, ladang dan kebun.
“Untuk terwujudnya kedaulatan pangan, sistem pertanian yang
diterapkan haruslah yang dijalankan oleh keluarga-keluarga petani yang
mengadopsi pertanian organik, bukan pertanian skala besar yang
didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar,” ungkap Sugeng di Kutai
Kertanegara (25/02).
Sugeng menjelaskan petani-petani SPI di Kaltim sudah menjalankan
praktek-praktek pertanian agroekologi ini. Salah satunya adalah lahan
seluas 20 Ha yang berada di Desa Beringin Agung, Kecamatan Semboja,
Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
“Lahan tersebut kami tanami tanaman pangan dan holtikultura dan
alhamdulillah mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat disini,” tutur
Sunggeng.
Sugeng menambahkan, petani SPI di Kaltim berharap kepada pemerintah
agar memperhatikan secara serius terhadap sektor pertanian di Kaltim,
tidak hanya soal pertambangan saja.
“Saya berharap pemerintah harus hati-hati untuk keluarkan izin
pertambangan, karena ke depannya bekas-bekas galian pertambangan itu
tidak lagi bisa dimanfaatkan pertanian,” tambahnya.
Sementara itu menurut Ketua Departemen Penguatan Organisasi Dewan
Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia (SPI) Ali Fahmi, SPI
sebagai organisasi massa berbasiskan petani kecil dan buruh tani akan
berusaha mewujudkan kedaulatan pangan melalui sistem pertanian
agroekologi yang ramah lingkungan.
“Pertanian agroekologi yang dijalankan oleh keluarga tani adalah
penyangga kedaulatan pangan. Semoga ke depannya pemerintah Kaltim lebih
mendukung praktek-praktek pertanian agroekologi ini,” ungkapnya.
Sumber: www.spi.or.id
0 comments:
Post a Comment