PATTAYA,- Penyelundupan limbah elektronik
menghantui negara-negara di Asia dan Afrika. Penegak hukum harus lebih
tegas mencegah limbah masuk ke wilayah kerja mereka.
Direktur
Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) wilayah Asia Pasifik, Park Young
Woo, mengatakan, setiap tahun dihasilkan 15 juta ton sampah elektronik.
Hanya 10 persen di daur ulang atau digunakan lagi.
"Sebagian tidak
jelas ke mana dan diduga dipindahkan negara-negara berkembang atau
miskin di Asia dan Afrika," ujarnya di sela dialog dan Tur jurnalis Asia
tentang Penanganan Limbah Elektronik yang diselenggarakan Fuji Xerox,
Jumat (25/1/2013) di Pattaya, Thailand, seperti dilaporkan wartawan Kompas Kris Razianto Mada.
Mayoritas
perpindahan limbah dilakukan secara ilegal. Sebab, konvensi Basel
mengatur ketat proses pemindahan limbah elektronik yang sebagian beracun
dan berbahaya. Limbah hanya boleh dipindahkan ke negara lain bila ada
kepastian di mana dan oleh siapa akan diolah.
"Namun, tidak semua
negara mampu mencegah penyelundupan limbah. Banyak dugaan limbah bisa
masuk karena dokumen palsu atau keterangan yang tidak sebenarnya,"
tuturnya.
Karena itu, UNEP mendorong penegak hukum di setiap
negara lebih proaktif mencegah penyelundupan limbah. Bea cukai dan
penjaga laut adalah garda depan mencegah penyelundupan. "Mereka di pintu
masuk barang-barang di luar negeri," ujarnya.
Namun diakui, tidak
semua negara mampu mencegah penyelundupan. Kekurangan sumber daya
membuat pengawasan perbatasan tidak optimal. Akibatnya, limbah tetap
masuk ke suatu negara.
Indonesia salah satu negara yang rentan
menjadi sasaran penyelundupan limbah. Tahun lalu, ratusan peti kemas
berisi limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) ditegah di Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Semua masuk dengan dokumen yang tidak benar.
Di
berbagai pelabuhan lain, juga tercatat kasus sejenis. Bahkan, sebagian
lolos dari pelabuhan dan ditimbun tanpa pengolahan. Akibatnya,
lingkungan di sekitar penimbunan terancam polusi B3.
Sumber:http://sains.kompas.com/read/2013/01/25/1129276/Penyelundupan.Limbah.Hantui.Asia.Afrika?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
0 comments:
Post a Comment