Thursday, February 28, 2013
Filled Under: Prosa
maka tak usah menangis di hadapan para pemberi nama
sebab di awalnya ia bagai kibas bendera
lebih dari sekedar angin yang menariknya ke tengah lapang
dan bermain di tengah pelataran politik panas,
ia pun akhirnya terhuyung
jadilah ia anas
karena ia ingin pulang memeluk kaki kata
maka ia mencatatnya bagai seorang pujangga
entah tinta warna apa, ia akan sungging
seluruh lembar kertas, itu pun akan jadi apa
ia pun akhirnya terhuyung
jadilah ia anas
lantun kata dan suara , berdengung
di indera dengar aula lapang, bertembok karang
bersekat batu alam, namun tak menembus pori-pori indera dengar
dari para pengusung makna
ia pun akhirnya terhuyung
maka jadilah ia anas
Sumber: http://www.kompasiana.com/budhiwiryawan karena ia bukan bayi yang dikehendaki lahir
Maka Jadilah Ia Anas
maka tak usah menangis di hadapan para pemberi nama
sebab di awalnya ia bagai kibas bendera
lebih dari sekedar angin yang menariknya ke tengah lapang
dan bermain di tengah pelataran politik panas,
ia pun akhirnya terhuyung
jadilah ia anas
karena ia ingin pulang memeluk kaki kata
maka ia mencatatnya bagai seorang pujangga
entah tinta warna apa, ia akan sungging
seluruh lembar kertas, itu pun akan jadi apa
ia pun akhirnya terhuyung
jadilah ia anas
lantun kata dan suara , berdengung
di indera dengar aula lapang, bertembok karang
bersekat batu alam, namun tak menembus pori-pori indera dengar
dari para pengusung makna
ia pun akhirnya terhuyung
maka jadilah ia anas
Sumber: http://www.kompasiana.com/budhiwiryawan karena ia bukan bayi yang dikehendaki lahir
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment